Sapaan “Nogei” Kini Tinggal Kenangan Karena Kasih Allah
Sebuah catatan singkat kisah hidup bersama yang mulia Mgr Dr Yanuarius Theofilus Matopai You Pr
Oleh Fr. Sebedeus Mote
Prolog
Selama kurang lebih empat tahun penah hidup Bersama di Lembaga Seminari Tinggi Interdiosesan “Yerusalem Baru” dan Lembaga Pendidikan Sekolah Tinggi Filsafat Teologi “Fajar Timur” Abepura-Jayapura. Semenjak itu selalu saling menyapa nogei. Kata nogei berasal dari Bahasa suku Mee yang artinya teman. Dalam arti lain, sapaan ini juga bisa dipakai dengan orangtua atau senior tergantung situasi dan kondisi. Saya awal masuk di dua Lembaga ini! Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You Pr panggil saya nogei, semenjak itu selalu saling menyapa nogei. Baru saya menyadari bahwa ternyata orangtua sekaligus sang pendidik ini bisa menjadi Uskup. Apakah sesudah menjadi Uskup sapaan antara saya dan bapak Uskup ini berubah? Itu pasti.
Nogei yang suka mendidik
Selama saya hidup di dua Lembaga ini, banyak hal yang saya rasakan baik suka maupun duka. Sikap kebapaan untuk pribadi saya selalu beliau tunjukkan depan saya dengan waktu yang tak terduga. Satu kata yang selalu menyentuh saya sampai saat ini adalah nogei kuliah dan hidup di seminari itu jangan main-main, ingat Imam Harga Mati. Nogei mulai bercerita nogei jangan tipu-tipu saya, yang saya mau engkau harus selesai strata satu dengan baik, selanjutnya urusan engkau dan keuskupanmu. Siap nogei saya akan berusaha semaksimal mungkin, itulah jawaban saya. Nasehat hidup yang ia berikan menjadi pegangan bagi saya, walaupun nada agak keras, namanya pendidik ya begitulah.
Nogei yang peduli pendidikan
Waktu itu sudah pukul 07.45 waktu Papua, saya pergi bertamu di kediaman Mgr. Yan. Tiba dirumahnya seperti biasa saling sapa nogei selamat malam, salam, salam Fr. Sebe, ya hormat nogei koya wane (selamat malam). Kami ber-dua diskusi Panjang lebar soal pendidikan. Ada beberapa ungkapan yang bagi saya menarik. Waktu itu Mgr Yan sampaikan STFT “Fajar Timur” masih membutuhkan tenaga dosen, maka itu bagus karena ada yang sudah selesai dan mengajar sambil menyebut nama-nama dosen baru yang pulang studi dari Roma (italia). Kata Mgr. Yan dan sekarang saya sedang kuliah doktoral di Universitas Cenderawasih ini demi perkembangan pendidikan STFT “Fajar Timur” dan masa depan calon Imam di Regio-Papua ini umur tidak menjadi ukuran bagi saya karena soal pendidikan tidak mengenal usia dan lain sebagainya, nogei selain itu kedepan untuk membuka S-2 di kampus kita ini syaratnya adalah doktoral harus banyak. Syukur kepada Allah karena pada 10 oktober 2022 tahun lalu resmi buka Program Magister teologi, dan sebagai ketua sekolah STFT “Fajar Timur” kerinduannya terjawab. Cintailah lembaga pembinaan dan pendidikan dengan segenap hati dan akal budi dan setialah mengajar dan membina dengan penuh kerendahan hati dalam kasih-Nya. Mgr Yan menjadi teladan yang baik untuk kita generasi berikut yang memilih jalan ini!.
Epilog
Nogei selamat menjadi Uskup Keuskupan Jayapura. Banyak kisah hidup yang saya alami bersamanya namun saya sulit uraikan. Mgr. Yan bagiku adalah pionir yang tak terlupakan. Ia membuka lembaran baru atau sejarah baru, putra pribumi Papua yang menjadi Uskup pertama. Peristiwa ini terjadi karena belas kasih Tuhan menyertainya. Gereja katolik adalah gereja universal, ia menjadi Uskup bagi semua orang bukan hanya orang Papua lebih khusus di Keuskupan Jayapura tetapi semua umat kristiani didunia.
Kisah singkat ini saya hendak tuliskan disini karena rasa bangga saya yang setinggi-tingginya kepada Allah yang Mahakuasa, memilihnya menjadi Uskup Keuskupan Jayapura dan pribadinya serta rasa bangga saya atas doa-doa selama ini dari umat kristiani. Sosok Mgr. Dr. Yanuarius Theofilus Matopai You Pr adalah pemersatu umat Allah, pendidik dan pecinta pendidikan bagi calon Imam di Papua dan khususnya di Keuskupan Jayapura. Sudah sekian tahun Mgr Yan melayani umat, mendidik calon Imam di dua Lembaga besar Kristen Katolik yakni Seminari Tinggi Interdiosesan “ Yerusalem Baru dan STFT “Fajar Timur” hingga menjadi Uskup Keuskupan Jayapura dengan motto kegembalaan yang ia pilih adalah Aku menyertai kamu (ego vobiscum sum).
Tuhan itu sungguh mengenal hidup manusia mengapa? Karena Dialah pencipta baik manusia maupun ciptaan lain-Nya. Karena Allah sertai manusia, Allah juga mendengarkan seruan doa umat manusia. Manusia tanpa hidup doa memang sungguh tak berdaya karena manusia hanyalah debu. Kita sudah melihat tanda itu maka semua umat kristiani di Papua hendaknya memberi diri seutuhnya kepada Allah karena melalui Dia ada jalan dan hidup. Semoga cinta kasih Allah sertai kita selalu. Dalam kisah hidup singkat Bersama yang mulia Mgr Yan ini saya hendak menutup dengan doa syukur dari saya kepada Allah yang memampukan dan memilih kita menjadi gembala bagi kawanan domba di Keuskupan Jayapura. Tuhanku terimakasih atas penyelenggaraan hidup panggilan selama masa hidup Pastor. Sekarang Engkau sudah memilih lagi menjadi Uskup Keuskupan Jayapura bagi Mgr Yanuarius Theofilus Matopai You Pr. Mampukanlah ia dengan kurnia roh kudus-Mu. Semoga Roh Kudus yang satu dan sama sertai para diakon dan Imam yang ia tahbiskan dan bagi umat yang ia layani. Amin.


Leave a Comment